TS-NEWSMAIL.CF - Jakarta. Lembaga
riset internasional IHS menyebut Indonesia akan menjadi negara dengan
ukuran ekonomi US$ 1 triliun dalam 2 tahun ke depan. Dengan begitu,
Indonesia akan sejajar dengan negara-negara tetangga China, Jepang,
India, Australia, dan Korea Selatan.
Mengutip CNBC, Rabu (22/5), saat ini ukuran ekonomi
Indonesia yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) adalah US$ 870
miliar. Pada 2017, PDB Indonesia diperkirakan naik menjadi US$ 1,14
triliun.
"Ekonomi Indonesia punya kapasitas untuk pertumbuhan
ekonomi sekitar 5,4% selama 2016-2020," kata Rajiv Biswas, Kepala Ekonom
Asia-Pasifik IHS.
Pada 2023, IHSG memperkirakan ekonomi
Indonesia akan tumbuh 2 kali lipat menjadi sekitar US$ 2,1 triliun.
Melampaui ekonomi Australia, yang saat ini bernilai US$ 1,52 triliun.
"Secara global, ekonomi Indonesia akan lebih besar dari Rusia, Spanyol, dan Belanda pada 2023," ujar Biswas.
Pada
2025, IHS memproyeksikan PDB per kapita Indonesia akan naik menjadi US$
8.700 dari saat ini US$ 3.400. Indonesia akan menjadi salah satu negara
konsumen terbesar di dunia.
Meskipun terkena dampak perlambatan
ekonomi global dan penurunan harga komoditas, ekonomi Indonesia tetap
mampu bertahan. Penyebabnya adalah konsumsi domestik yang besar dan
terus bertambahnya masyarakat kelas menengah.
Dalam 1 dekade ke
depan, Biswas menyatakan Indonesia akan semakin berperan dalam pusaran
geopolitik dunia. Indonesia akan punya suara yang lebih 'bergema' dalam
berbagai forum dunia seperti G20.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia
juga menciptakan peluang investasi baru bagi berbagai industri. Misalnya
pengolahan sumber daya alam, manufaktur, dan jasa," terang Biswas.
Meski
begitu, Indonesia bukannya tidak menghadapi tantangan. Indonesia harus
mampu memperbaiki iklim bisnis dan mengurangi kesenjangan.
"Bonus
demografi di Indonesia artinya ada sekitar 2,4 juta orang yang akan
masuk ke pasar tenaga kerja setiap tahunnya. Ini tentu memutuhkan
lapagan kerja yang memadai agar tidak terjadi keresahan sosial," tegas
Biswas.
Agar mampu menciptakan lebih banyak lapangan kerja,
Biswas menyebutkan Indonesia harus membangun industri manufaktur.
Indonesia sudah tidak bisa lagi mengandalkan penjualan komoditas mentah.
"Kunci
bagi Indonesia adalah mendiversifikasi perekonomiannya ke arah
manufaktur. Ini akan menciptakan lapangan kerja yang signifikan, juga
nilai tambah bagi perekonomian," ucap Biswas.(MedanBisnis)